REFLEKSI PRIBADI
Oleh : Debora Irene Christine (XI IPS 1)
Kalimat “bekerja merupakan salah satu bagian dari ibadah” yang saya dengar dari Bapak Hasanudin sewaktu saya melakukan wawancara dengan beliau sempat membuat saya berpikir sejenak, benarkah bekerja adalah bagian dari ibadah?
Namun, saya teringat kembali kutipan alkitab dalam buku pelajaran Religiositas saya yang mengatakan, “Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu.” (Mazmur 128 : 2). Hal ini membuat saya setuju dengan ungkapan yang dinyatakan oleh Bapak Hasanudin bahwa bekerja adalah ibadah.
Sebelumnya, saya hanya menghayati kegiatan bekerja sebagai kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan memperoleh status dalam masyarakat. Karena seperti yang kita tahu bahwa dengan menjadi pengangguran kita akan disebut sebagai sampah masyarakat.
Namun, dengan ungkapan yang dikatakan oleh Bapak Hasanudin saya merasa seperti diingatkan akan arti dan tujuan lain dari bekerja, yaitu untuk melayani. Mengapa melayani?
Dengan bekerja, kita melakukan sesuatu untuk orang lain. Untuk itu, kita mendapat imbalan berupa penghasilan. Melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain merupakan pengertian dari melayani. Singkatnya, dengan bekerja kita melayani atau membantu orang lain untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya. Atas jasa kita tersebut, kita mendapat penghargaan berupa penghasilan yang dapat kita gunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup kita sendiri. Jadi, seperti apa yang diungkapkan oleh Bapak Hasanudin, bahwa terjadi hubungan timbal balik dalam kegiatan bekerja.
Layaknya Bapak Hasanudin yang berlapang dada mengemban tugas yang harus ia jalankan guna memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, kita pun harus berusaha untuk menghargai pekerjaan yang kita miliki, sekalipun pekerjaan itu tidak menempatkan kita pada status sosial yang tinggi. Namun, selama kita menjalankannya dengan ikhlas dan bersemangat, niscaya pekerjaan apapun itu akan menjadi berkat bagi orang-orang di sekeliling kita.
Di samping itu, kita juga hendaknya tidak berpangku tangan pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup kita selama kita masih mampu untuk melakukannya sendiri. “Janganlah malas! Karena malas pangkal bodoh, dan bodoh pangkal miskin!” sepertinya ungkapan yang tepat untuk menyampaikan pentingnya bekerja keras. Selain itu, dengan bekerja kita akan merasakan kebanggaan tersendiri bahwa kita mampu dan mau berjuang mencukupi kebutuhan kita.
Kita juga harus menyadari kehadiran Tuhan dalam pekerjaan yang kita lakukan, karena sesungguhnya ia selalu ada untuk membantu kita di setiap keadaan. Ia memberikan apa yang layak kita terima, sesuai dengan usaha yang kita berikan, pada saat yang paling tepat. Jadi, selain bekerja keras kita juga sebaiknya selalu berdoa dan menyerahkan diri sepenuhnya dalam perlindungan Tuhan demi kelancaran pekerjaan yang kita lakukan.
Saturday, April 26, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment